Pemuda Gantung Ciri Canangkan Gerakan Sosial Seribu
Arosuka, Sumbar, (ANTARA) - Para pemuda dari Nagari (desa adat) Gantung Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat mencanangkan Gerakan Sosial Seribu (Gesosbu) guna membantu biaya pendidikan dan pengobatan warga miskin.
"Ide ini berawal ketika kami melihat masih banyak warga yang butuh bantuan untuk pengobatan dan untuk biaya sekolah anaknya, dan perlu kiranya kita mencarikan solusinya," kata tokoh pemuda setempat Dendi di Arosuka, Sabtu.
Menurut dia, Gesosbu tersebut bukanlah pungutan wajib yang akan dibayar oleh masyarakat di nagari itu, melainkan sumbangan berdasarkan keihklasan.
"Kami mengajak warga untuk menyumbang seribu rupiah, karena nilai uang sebanyak itu tidaklah memberatkan," ujarnya.
Dia menambahkan, metode pemungutan dalam Gesosbu tersebut adalah dengan menempatkan kota amal di tiap warung yang ada di daerah itu, dan setiap akhir bulan akan diambil dan disalurkan kepada warga miskin yang membutuhkan.
Sementara itu Wali Nagari (kepala desa adat) Gantung Ciri Suardi mengapresiasi upaya pemuda di daerahnya yang memikirkan persoalan sosial di nagari itu.
"Kami sangat mendukung program Gesosbu yang dipelopori pemuda ini, itu sangat kreatif dan diyakini akan bisa membantu warga miskin" kata dia.
Dia mengakui, selama ini masih banyak warga yang ditemukan tidak berobat dengan alasan tidak memiliki biaya, dan ada juga anak yang putus sekolah karena tidak ada biaya.
"Nah, walaupun nominalnya tidak banyak, melalui Gesosbu tersebut setidaknya akan bisa membantu masyarakat miskin yang ingin menyekolahkan anaknya," ujarnya.
Dia juga mengharapkan, dengan dicanangkannya Gesosbu di nagari tersebut hendaknya bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain.
"Kami meyakini hal itu merupakan upaya yang tepat untuk membantu masyarakat miskin di tingkat nagari," kata dia. (**/lif/jno)
"Ide ini berawal ketika kami melihat masih banyak warga yang butuh bantuan untuk pengobatan dan untuk biaya sekolah anaknya, dan perlu kiranya kita mencarikan solusinya," kata tokoh pemuda setempat Dendi di Arosuka, Sabtu.
Menurut dia, Gesosbu tersebut bukanlah pungutan wajib yang akan dibayar oleh masyarakat di nagari itu, melainkan sumbangan berdasarkan keihklasan.
"Kami mengajak warga untuk menyumbang seribu rupiah, karena nilai uang sebanyak itu tidaklah memberatkan," ujarnya.
Dia menambahkan, metode pemungutan dalam Gesosbu tersebut adalah dengan menempatkan kota amal di tiap warung yang ada di daerah itu, dan setiap akhir bulan akan diambil dan disalurkan kepada warga miskin yang membutuhkan.
Sementara itu Wali Nagari (kepala desa adat) Gantung Ciri Suardi mengapresiasi upaya pemuda di daerahnya yang memikirkan persoalan sosial di nagari itu.
"Kami sangat mendukung program Gesosbu yang dipelopori pemuda ini, itu sangat kreatif dan diyakini akan bisa membantu warga miskin" kata dia.
Dia mengakui, selama ini masih banyak warga yang ditemukan tidak berobat dengan alasan tidak memiliki biaya, dan ada juga anak yang putus sekolah karena tidak ada biaya.
"Nah, walaupun nominalnya tidak banyak, melalui Gesosbu tersebut setidaknya akan bisa membantu masyarakat miskin yang ingin menyekolahkan anaknya," ujarnya.
Dia juga mengharapkan, dengan dicanangkannya Gesosbu di nagari tersebut hendaknya bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain.
"Kami meyakini hal itu merupakan upaya yang tepat untuk membantu masyarakat miskin di tingkat nagari," kata dia. (**/lif/jno)
0 comments:
Post a Comment