SBY Batal Resmikan 100.000 Rumah Murah, Ketua REI Salahkan Djan Faridz
Jakarta - Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso menyebutkan ketidakhadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada peresmian 100.000 rumah sederhana tapak (RST) atau rumah murah yang diadakan di Solok, Sumatera Barat karena Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz.
Setyo mengatakan, Djan Faridz ternyata tidak memberikan surat rekomendasi untuk peresmian rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut. Sehingga Presiden SBY membatalkan janjinya untuk hadir.
Dalam perbincangan dengan REI, Setyo mengaku salah satu alasannya adalah ketidaklayakan daerah peresmian yang dipilih.
"Itu akan kita pertanyakan di Menpera. Beliau bilang itu bukan kawasan yang layak untuk peresmian," ujar Setyo dalam konferensi pers terkait peresmian RST di Hotel Inna Muara, Padang, Rabu (13/3/2013)
Ia mengaku kecewa atas penilai sepihak dari Djan Faridz. Kawasan Solok yang dipilih, menurutnya adalah pengembangan kota baru. Selain itu, tiga kali peresmian sebelumnya juga telah dilakukan di Pulau Jawa.
"Karena itu pengembangan kota baru. Itu juga langsung habis kan," tegasnya.
Setyo juga menuturkan, kawasan tadi termasuk dalam 163 daerah tertinggal di Indonesia. Maka sangat pantas, jika ingin mengembangkan wilayah di luar Jawa yang juga merupakan cita-cita dari pemerintah.
"Itu kan kawasan di Solok iti adalah 163 daerah tertinggal, ya bagus kan," ujarnya.
Setyo mengaku akan mengirimkan surat kepada Kementerian Perumahan Rakyat untuk mempertanyakan hal tersebut. Ia butuh penjelasan yang lebih komprehensif dan bisa di terima seluruh anggota REI.
"Kita akan menulis surat alasan ketidaklayakan seperti apa, lebih jelasnya gimana," pungkas Setyo.
(hen/hen)
Setyo mengatakan, Djan Faridz ternyata tidak memberikan surat rekomendasi untuk peresmian rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut. Sehingga Presiden SBY membatalkan janjinya untuk hadir.
Dalam perbincangan dengan REI, Setyo mengaku salah satu alasannya adalah ketidaklayakan daerah peresmian yang dipilih.
"Itu akan kita pertanyakan di Menpera. Beliau bilang itu bukan kawasan yang layak untuk peresmian," ujar Setyo dalam konferensi pers terkait peresmian RST di Hotel Inna Muara, Padang, Rabu (13/3/2013)
Ia mengaku kecewa atas penilai sepihak dari Djan Faridz. Kawasan Solok yang dipilih, menurutnya adalah pengembangan kota baru. Selain itu, tiga kali peresmian sebelumnya juga telah dilakukan di Pulau Jawa.
"Karena itu pengembangan kota baru. Itu juga langsung habis kan," tegasnya.
Setyo juga menuturkan, kawasan tadi termasuk dalam 163 daerah tertinggal di Indonesia. Maka sangat pantas, jika ingin mengembangkan wilayah di luar Jawa yang juga merupakan cita-cita dari pemerintah.
"Itu kan kawasan di Solok iti adalah 163 daerah tertinggal, ya bagus kan," ujarnya.
Setyo mengaku akan mengirimkan surat kepada Kementerian Perumahan Rakyat untuk mempertanyakan hal tersebut. Ia butuh penjelasan yang lebih komprehensif dan bisa di terima seluruh anggota REI.
"Kita akan menulis surat alasan ketidaklayakan seperti apa, lebih jelasnya gimana," pungkas Setyo.
(hen/hen)
0 comments:
Post a Comment