Sejarah Solok menurut legenda
Menurut sejarah, semenjak orang
tua-tua terdahulu, nama daerah Solok berawal dari sebutan nama Nagari Solok,
persisnya Kota Solok sekarang.
Namun sebutan nama Solok justru
akhirnya menjadi lazim ketika menyebutkan daerah asalnya tatkala tengah berada
di luar daerah dan di perantauan, meskipun orang tersebut sesungguhnya berasal
dari Nagari Selayo, Koto Baru, Cupak, Talang, Singkarak, Koto Anau, Gauang,
Panyakalan, Muara Panas, Kinari, Kayu Aro, Guguk, dan lain sebagainya.
Konon sebutan Solok bermakna saelok
alias baik. Dari penuturan sejumlah tokoh adat, daerah Solok bermula juga dari
sejarah Kubuang Tigobaleh, persisnya semasa Sumatra Barat ini masih sitem
kerajaan Minangkabau.Konon Kubuang Tigobaleh berarti kubuang tiga belas datuk
dari lingkungan kerajaan Minangkabau, terkait sesuatu persoalan, sehingga
dianggap pembangkang. Artinya dulu raja Minangkabau yang sedang berkuasa marah
besar,sehingga memutuskan mengusir tiga belas datuk dari lingkungan kerajaan.
Para niniak rang Kubuang Tigobaleh
tersebut pun pergi mencari daerah baru. Awalnya dari Pariangan Padang Panjang
berjalan ke arah Danau Singkarak, dan ketika sampai di daerah Aripan sekarang,
mereka menoleh ke suatu hamparan yang terlihat datar di bawah, sehingga pada
saat itu terucaplah kata disitulah tampak nan raso kaelok yang kemudian berubah
menjadi Solok. Dalam perjalanannya, para rombongan itu juga sempat menuju
tempat ketinggian guna meninjau keadaan alam untuk ditempatinya, yaitu Bukit
Gurunan (dekat Payo), dan ada sejumlah sumber mengatakan bahwa tempat itu
adalah Aur Berangin (daerah Gaung). Akan tetapi alasan yang lebih dapat
diterima logika bahwa tempat ketinggian tersebut diprediksikan Padang si
ribu-ribu (dekat Kuncir) atau bukit antara Teluk dengan Tanjung Paku.
Dari tempat ketinggian inilah nenek
moyang orang Solok melihat suatu dataran yang cukup baik yang mereka sebut
dengan saelok-eloknyo yang dalam perkembangannya kata saelok-eloknyo berubah
menjadi Solok. Karena informasi mengenai sejarah terjadinya nama daerah/nagari
kebanyakan berasal dari cerita lisan, sangat sedikit sekali secara tertulis
atau berupa catatan. Sehingga sejarah awal mula nama suatu daerah memiliki
banyak versi. Generasi sekarang menerima kebenaran sejarah adalah dari tambo,
dan cerita-cerita dari orang tua-tua terdahulu yang dianggap tokoh adat, sangat
sedikit dikuatkan dengan peninggalan bukti sejarah. Berbeda dengan sejarah di
daerah lain, yang diperkuat dengan peninggalan prasasti, monumen, candi-candi,
sebagaimana kerajaan Sparta, Athena, Mesir dan lain sebagainya. Namun dilain
sisi, banyak juga pihak yang menyatakan kata Solok juga berasal dari kata selo.
Hal ini disebabkan karena adanya Batang Sumani yang berbelok-belok (selo) dan
kemudian kata tersebut juga berubah menjadi Solok. Versi lain menyebutkan,
konon nenek moyang orang Solok dahulunya mempunyai kemampuan lebih dalam setiap
menyelesaikan berbagai masalah, dan memiliki wawasan, pola pikir yang luas jauh
ke depan sehingga dengan kemampuan tersebut, membuat Pimpinan Luhak Tanah Datar
dahulunya sering memberikan tugas kepada mereka untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di Luhak Tanah Datar. Dengan janji apabila tugas
tersebut berhasil diselesaikan, kepada mereka dijanjikan imbalan sesuai
permintaan mereka. Berkat sukses dalam menyelesaikan masalah, diberikan pada
mereka suatu wilayah di luar Luhak Tanah Datar, yaitu Daerah Kubuang Tigo Baleh
sekarang yang pada waktu itu belum lagi disebut Kubuang Tigo Baleh.
Foto paeletakan batu pertama paembuatan sekolah belanda di Solok. Tanggal : sebelum 1922. Sumber : tropenmuseum |
Semenjak diresmikannya Kotamadya Solok
pada tanggal 16 Desember 1971, maka Nagari Solok yang semula merupakan bagian
dari wilayah Kabupaten Solok telah berdiri sendiri menjadi daerah tingkat II,
dengan mempunyai kedudukan yang sama dengan Kabupaten Solok. Meskipun Solok
telah berdiri sendiri dengan nama Kota Solok, namun Ibukota Kabupaten Solok
sampai lahirnya Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2004 tentang Pemindahan
Ibukota Kabupaten Solok Dari Wilayah Kota Solok ke Kayu Aro-Sukarami (Arosuka)
di Wilayah Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok masih tetap berada di
Solok.
0 comments:
Post a Comment