DPRD Solok Siap Dukung Pemerintah Turunkan Kemiskinan

Arosuka, Sumbar, (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Solok, Sumatera Barat Syafri menyatakan siap mendukung upaya pemerintah setempat dalam menurunkan angka kemiskinan di daerah itu.

"Apapun kebijakan yang bermanfaat untuk mendorong perekonomian masyarakat, kami siap mendukungnya," ujarnya di Arosuka, Sabtu.

Menurut dia, salah satu upaya yang harus dilakukan pemkab ialah mendorong Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar memberikan konstribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sesuai bidangnya.

"Contohnya, Dinas Pariwisata harus berupaya melirik investor untuk mengembangkan objek wisata, atau Badan Pemberdayaan Masyarakat harus berupaya mendorong masyarakat untuk membuka usaha, dan jika hal semacam itu dilakukan, kami akan siap mendukungnya," ujarnya.

Menurut politisi Partai Golkar tersebut, langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan angka kemiskinan ialah dengan mendorong masyarakat meningkatkan perekonomiannya, dan juga mengurangi angka pengangguran.

"Mengurangi angka pengangguran tersebut juga bisa difasilitasi melalui Dinas Sosial dengan memberikan pelatihan keterampilan pada program Balai Latihan Kerja (BLK), kami yakin jika semua SKPD terkait bekerja efektif penurunan angka kemiskinan itu bisa dicapai," katanya.

Sebelumnya Bupati Solok Syamsu Rahim menyatakan optimistis menurunkan angka kemiskinan di daerah itu menjadi 6 persen hingga tahun 2015.

Menurut dia, salah satu upaya untuk itu adalah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan segala bentuk potensi yang bisa digunakan untuk mendirikan usaha.

"Seperti saat ini adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan, atau bantuan pada program refolving, dan juga melalui PNPM," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 angka kemiskinan di kabupaten itu sebesar 40.819 jiwa (12,5 persen) dari jumlah penduduk 364 ribu jiwa.

"Kita yakin dengan program ekonomi kerakyatan tersebut pada tahun 2015 angka kemiskinan di Kabupaten Solok bisa menjadi 6 persen," ujarnya. (**/lif/jno)

0 comments:

Post a Comment