Ayatullah : Pemuda Harus Berani Merombak Pola Hidup
AROSUKA, SOLOK, SO--Ketua DPD KNPI Kabupaten Solok Ayatullah Rajo Bangkeh, S.Pt, ketika menjadi narasumber pada acara Dialog Pemuda yang digelar oleh DPD AMPI Kabupaten Solok di Aula Rumah Dinas Wakil Bupati Solok di Arosuka, mengemukakan, bahwa pemuda hari ini harus berani merombak pola hidup dengan motivasi pribadi yang mana wujudnya adalah keinginan untuk merubahnya kearah yang lebih baik dan maju.
Karena menurut Ayatullah, kendala yang ada pada hari ini di kalangan pemuda adalah terjadinya keterlambatan proses regenerasi di kalangan pemuda. Padahal, menurut Ayatullah, angka tingkat pendidikan di Kabupaten Solok berada pada angka 12 tahun. Jika dibandingkan daerah lain, maka angka tersebut memiliki potensi yang lebih untuk dikembangkan.
Untuk itu ia menyarankan agar pemuda membuat kelompok usaha ekonomi produktif, karena jika hanya dilakukan secara individu oleh pemuda, usaha dimaksud sangat sulit untuk dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, maka pemuda harus berani mengambil resiko dari keputusan masa depan yang demikian.
“Pemuda harus berani mengambil resiko terhadap pilihan hidupnya, seperti halnya di bidang politik, bidang ekonomi juga harus demikian dengan keberanian untuk berhutang guna pengembangan usaha. Ketika menemui kegagalan, maka harus punya nyali dan keberanian untuk memulainya lagi” tegas Ayatullah yang sehari-hari bekerja sebagai Fasilitator Kecamatan di Kabupaten Solok Selatan pada Program PNPM itu.
Mantan Ketua Umum HMI cabang Padang itu juga mencermati, spesifikasi ilmu yang dimiliki pemuda di Indonesia hari ini belumlah terukur. Ketika telah menyandang gelar sarjana, ia tidak mengaplik asikan ilmunya sesuai dengan keahlian dan program studi yang digelutinya. Hal itu dapat dilihat dari tamatan perguruan tinggi yang bekerja pada berbagai lapangan usaha. Seperti contoh, sarjana ekonomi, sarjana kimia, dan lain-lainnya yang kemudian memilih menjadi guru, dengan harus melalui program Akta IV terlebih dahulu.
Ia juga mengharapkan agar pemuda harus masuk kedalam sistem, jika ingin melakukan pembaharuan dan perubahan terhadap diri dan masyarakat sekitarnya. Karena tanpa itu, pemuda hanya bisa berangan-angan dan berharap saja, tanpa bisa mewujudkan ide-ide kreatif dan konstruktifnya.
Sementara itu, Ibrani, SH yang juga tampil sebagai narasumber pada dialog pemuda itu mengemukakan, peran dapat diukur dengan bisa tidaknya pemuda untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Secara periodik, pemuda selalu berada di garda depan sejarah perubahan bangsa, seperti Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 17 Agustus 1945, dan Reformasi 1998.
Hampir senada dengan Ayatullah, menurutnya peran pemuda untuk peningkatan kesejahteraan dan ekonomi dapat dilakukan pada berbagai bidang seperti pertanian, pariwisata, politik, dan lain-lain. Keberanian pemuda dalam mengambil resiko menjadi modal bagi pemuda untuk melakukan perubahan, disamping faktor fisik dan jumlah pemuda yang berjumlah pada kitaran 40 % dari populasi penduduk Indonesia.
Sedangkan narasumber lainnya, Ketua DPD AMPI Sumatera Barat Syofrion, SE, M.Si, yang sekarang menjabat sebagai Camat Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, dalam paparannya menyampaikan, pemuda memiliki rasa dan semangat. Jika tidak, maka pemuda hanya akan berpikir secara sempit. Pemuda juga memiliki kemampuan untuk berbuat secara jujur, selaras dengan spirit dan rohaninya.
“Ketika pemuda tidak jujur, maka kepercayaan terhadap pemuda menjadi hilang, sehingga negara dan bangsa pun akan menjadi runtuh. Pemuda Indonesia perlu bercermin kepada pemuda-pemuda Jepang yang mau mengabdi dan berbuat baik untuk bangsanya, yang jika gagal melakukan harakiri (bunuh diri) sebagai bentuk rasa tanggung jawab”, ulas Syofrion.
Pemuda juga harus memiliki jiwa leadership (kepemimpinan). Dan jika kesemua itu dimiliki pemuda, menurutnya maka peran pemuda dalam membangun bangsa dan negara ini akan menjadi signifikan.
Acara dialog pemuda yang berlangsung dengan alot sampai adzan maghrib itu, disamping diikuti oleh seluruh jajaran pengurus DPD AMPI Kabupaten Solok, juga diikuti oleh beberapa OKP di Kabupaten Solok.
Dilaporkan : VMB
Karena menurut Ayatullah, kendala yang ada pada hari ini di kalangan pemuda adalah terjadinya keterlambatan proses regenerasi di kalangan pemuda. Padahal, menurut Ayatullah, angka tingkat pendidikan di Kabupaten Solok berada pada angka 12 tahun. Jika dibandingkan daerah lain, maka angka tersebut memiliki potensi yang lebih untuk dikembangkan.
Untuk itu ia menyarankan agar pemuda membuat kelompok usaha ekonomi produktif, karena jika hanya dilakukan secara individu oleh pemuda, usaha dimaksud sangat sulit untuk dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, maka pemuda harus berani mengambil resiko dari keputusan masa depan yang demikian.
“Pemuda harus berani mengambil resiko terhadap pilihan hidupnya, seperti halnya di bidang politik, bidang ekonomi juga harus demikian dengan keberanian untuk berhutang guna pengembangan usaha. Ketika menemui kegagalan, maka harus punya nyali dan keberanian untuk memulainya lagi” tegas Ayatullah yang sehari-hari bekerja sebagai Fasilitator Kecamatan di Kabupaten Solok Selatan pada Program PNPM itu.
Mantan Ketua Umum HMI cabang Padang itu juga mencermati, spesifikasi ilmu yang dimiliki pemuda di Indonesia hari ini belumlah terukur. Ketika telah menyandang gelar sarjana, ia tidak mengaplik asikan ilmunya sesuai dengan keahlian dan program studi yang digelutinya. Hal itu dapat dilihat dari tamatan perguruan tinggi yang bekerja pada berbagai lapangan usaha. Seperti contoh, sarjana ekonomi, sarjana kimia, dan lain-lainnya yang kemudian memilih menjadi guru, dengan harus melalui program Akta IV terlebih dahulu.
Ia juga mengharapkan agar pemuda harus masuk kedalam sistem, jika ingin melakukan pembaharuan dan perubahan terhadap diri dan masyarakat sekitarnya. Karena tanpa itu, pemuda hanya bisa berangan-angan dan berharap saja, tanpa bisa mewujudkan ide-ide kreatif dan konstruktifnya.
Sementara itu, Ibrani, SH yang juga tampil sebagai narasumber pada dialog pemuda itu mengemukakan, peran dapat diukur dengan bisa tidaknya pemuda untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Secara periodik, pemuda selalu berada di garda depan sejarah perubahan bangsa, seperti Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 17 Agustus 1945, dan Reformasi 1998.
Hampir senada dengan Ayatullah, menurutnya peran pemuda untuk peningkatan kesejahteraan dan ekonomi dapat dilakukan pada berbagai bidang seperti pertanian, pariwisata, politik, dan lain-lain. Keberanian pemuda dalam mengambil resiko menjadi modal bagi pemuda untuk melakukan perubahan, disamping faktor fisik dan jumlah pemuda yang berjumlah pada kitaran 40 % dari populasi penduduk Indonesia.
Sedangkan narasumber lainnya, Ketua DPD AMPI Sumatera Barat Syofrion, SE, M.Si, yang sekarang menjabat sebagai Camat Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, dalam paparannya menyampaikan, pemuda memiliki rasa dan semangat. Jika tidak, maka pemuda hanya akan berpikir secara sempit. Pemuda juga memiliki kemampuan untuk berbuat secara jujur, selaras dengan spirit dan rohaninya.
“Ketika pemuda tidak jujur, maka kepercayaan terhadap pemuda menjadi hilang, sehingga negara dan bangsa pun akan menjadi runtuh. Pemuda Indonesia perlu bercermin kepada pemuda-pemuda Jepang yang mau mengabdi dan berbuat baik untuk bangsanya, yang jika gagal melakukan harakiri (bunuh diri) sebagai bentuk rasa tanggung jawab”, ulas Syofrion.
Pemuda juga harus memiliki jiwa leadership (kepemimpinan). Dan jika kesemua itu dimiliki pemuda, menurutnya maka peran pemuda dalam membangun bangsa dan negara ini akan menjadi signifikan.
Acara dialog pemuda yang berlangsung dengan alot sampai adzan maghrib itu, disamping diikuti oleh seluruh jajaran pengurus DPD AMPI Kabupaten Solok, juga diikuti oleh beberapa OKP di Kabupaten Solok.
Dilaporkan : VMB
0 comments:
Post a Comment