Komunitas Perfilman Produksi "Mutiara Hitam di Sungai Durian"
SOLOK, SO--Dua puluh anggota Komunitas perfilman Penafilmografi Kosentrasi TV Broadcasting Politeknik Negeri Padang dan Komunitas Sarueh Padang Panjang guna pembuatan filem dokumentasi dan Filem dokumenter di KenagarianSunagi Durian, Kecamatan XI Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Sabtu dan Minggu ( 8-9/12).
Film ini dikemas untuk persiapan festival film dokumenter nasional dan internasional, kerjasama tayang dengan televisi lokal Sumbar sekaligus untuk bahan ujian akhir semester. Dalam kesempatan itu ikut hadir ketua tim SAR Kota Padang Panjang Joni Aldo beserta sejumlah anggota yang ingin menikmati keindahan goa Cikarau dan Batu Ranjau.
Objek pertama yang direkam diantaranya goa Cikarau dan goa Batu Ranjau yang bertada dikawasan pinggiran dalam nagari Sungai Durian. Menurut Walingari Sungai Durian Adesrizal, goa Cikarau dalam kesejarahnnya Pada masa perang padri 1821-1837 dipakai sebagai tempat pelarian para pejuang. Keindahan di dalam goa tesebut sangat mempesona dan menggoda untuk dijadikan objek wisata alam, meski sayangnya tidak banyak dikenal oleh masyakat Kab.Solok.
Diakui oleh Adesrizal, memang tidak banyak masyarakat luas di Kabupaten Solok yang mengenali keindahan goa Cikarau hanyalah masyarakat Nagari Sungai Durian saja yang menikmati keindahan goa cikarau tersebut. Diakui walinagari, beberapa tahun lalu suatu kali ada bule sempat berkunjung ke Sungai Durian yang kemudian ia mengajak bule tersebut melihat keindahan goa Cikarau.
Saat itu bule tersebut tertarik untuk berinventasi mengembangkan untuk objek wisata dikawasan goa Cikarau flaying fook dan olahraga terbang layang namun sampai sekarang tidak ada kelanjutannya.
“Jika kawsan kedua goa tersebut dikelola secara profesional terutama oleh investor maka sangat berpotensi Nagari sungai Durian menjadi daerah tujuan wisata alam krena telah didukung dengan infrastruktur jalan yang telah memadai, jaringan komunikasi. Saya juga berharap potensi yang ada ini juga menjadi perhatian oleh Pemerintah Kabupaten Solok. Keindahan kedua goa tersebut adalah mutiara hitam yang ada di Nagari Sungai Durian,“ sebut Adesrizal walinagari dua dekade ini.
Pada Sabtu malam, masyarakat menggelar perrtunjukkan kesenian anaka nagari di gelanggang nagari diantaranya tari piring, pencak silat menggunakan pedang, tari jalo, dan lukah gilo. masing-masing kesenian ini memiliki makna tersendiri seperti tari jalo yang merupakan lambang dari penangkapan ikan menggunakan jala dan lukah gilo berarti arwah yang masuk ke benda lukah (alat untuk menangkap ikan dan terbuat dari bambu) melalui bacaan mantra, tetapi mantra tersebut tidak boleh diketahui oleh oleh orang banyak. Lukah tersebut akan bergerak sendiri pertanda arwah telah masuk dan orang yang memeganginya akan seperti orang gila.
Adesrizal dalam kesempatan itu mengapresiaisi atas kepedulian dari Komunitas Penafilmografi dan Sarueh untuk mau mendokumentasikan goa dan berbagai aktraksi kesenian khas Sungai Durian sebagai identitas nagari.
Menurut M.A. Dalmenda Pamuntjak, S.Sos.M.Si selaku pembina komunitas perfilman penafilmografi PolitekniNegeri Padang yang juga dosen TV Broadcasting, nagari sungai durian berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai objek wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan ditinjau dari nilai sejarah dan budaya, keindahan, dan kekayaan alamnya. Ke depannya, perlu perhatian yang lebih oleh Pemerintah Kabupaten Solok untuk dijadikan salah satu icon wisata alam yang sangat jarang ada di daerah tersebut.
Dalam kesempatan itu, ketua Penafilmografi Fajri berdecak kagum atas pertunjukan kesenian anak nagari yang saat itu disaksikan ratusan warga tumpah ruah memadati gelanggang.
Fajri juga merasa gembira dan terharu atas sambutan warga terutama kepada walinagari Adesrizal beserta ketua Tim Penggerak PKK Ny. Wiwi Panti beseerta keluarga besar walinagari yang telah memfasilitasi penginapan dan jamuan makan.
Dilaporkan : Irma Sriyunanda
Film ini dikemas untuk persiapan festival film dokumenter nasional dan internasional, kerjasama tayang dengan televisi lokal Sumbar sekaligus untuk bahan ujian akhir semester. Dalam kesempatan itu ikut hadir ketua tim SAR Kota Padang Panjang Joni Aldo beserta sejumlah anggota yang ingin menikmati keindahan goa Cikarau dan Batu Ranjau.
Objek pertama yang direkam diantaranya goa Cikarau dan goa Batu Ranjau yang bertada dikawasan pinggiran dalam nagari Sungai Durian. Menurut Walingari Sungai Durian Adesrizal, goa Cikarau dalam kesejarahnnya Pada masa perang padri 1821-1837 dipakai sebagai tempat pelarian para pejuang. Keindahan di dalam goa tesebut sangat mempesona dan menggoda untuk dijadikan objek wisata alam, meski sayangnya tidak banyak dikenal oleh masyakat Kab.Solok.
Diakui oleh Adesrizal, memang tidak banyak masyarakat luas di Kabupaten Solok yang mengenali keindahan goa Cikarau hanyalah masyarakat Nagari Sungai Durian saja yang menikmati keindahan goa cikarau tersebut. Diakui walinagari, beberapa tahun lalu suatu kali ada bule sempat berkunjung ke Sungai Durian yang kemudian ia mengajak bule tersebut melihat keindahan goa Cikarau.
Saat itu bule tersebut tertarik untuk berinventasi mengembangkan untuk objek wisata dikawasan goa Cikarau flaying fook dan olahraga terbang layang namun sampai sekarang tidak ada kelanjutannya.
“Jika kawsan kedua goa tersebut dikelola secara profesional terutama oleh investor maka sangat berpotensi Nagari sungai Durian menjadi daerah tujuan wisata alam krena telah didukung dengan infrastruktur jalan yang telah memadai, jaringan komunikasi. Saya juga berharap potensi yang ada ini juga menjadi perhatian oleh Pemerintah Kabupaten Solok. Keindahan kedua goa tersebut adalah mutiara hitam yang ada di Nagari Sungai Durian,“ sebut Adesrizal walinagari dua dekade ini.
Pada Sabtu malam, masyarakat menggelar perrtunjukkan kesenian anaka nagari di gelanggang nagari diantaranya tari piring, pencak silat menggunakan pedang, tari jalo, dan lukah gilo. masing-masing kesenian ini memiliki makna tersendiri seperti tari jalo yang merupakan lambang dari penangkapan ikan menggunakan jala dan lukah gilo berarti arwah yang masuk ke benda lukah (alat untuk menangkap ikan dan terbuat dari bambu) melalui bacaan mantra, tetapi mantra tersebut tidak boleh diketahui oleh oleh orang banyak. Lukah tersebut akan bergerak sendiri pertanda arwah telah masuk dan orang yang memeganginya akan seperti orang gila.
Adesrizal dalam kesempatan itu mengapresiaisi atas kepedulian dari Komunitas Penafilmografi dan Sarueh untuk mau mendokumentasikan goa dan berbagai aktraksi kesenian khas Sungai Durian sebagai identitas nagari.
Menurut M.A. Dalmenda Pamuntjak, S.Sos.M.Si selaku pembina komunitas perfilman penafilmografi PolitekniNegeri Padang yang juga dosen TV Broadcasting, nagari sungai durian berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai objek wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan ditinjau dari nilai sejarah dan budaya, keindahan, dan kekayaan alamnya. Ke depannya, perlu perhatian yang lebih oleh Pemerintah Kabupaten Solok untuk dijadikan salah satu icon wisata alam yang sangat jarang ada di daerah tersebut.
Dalam kesempatan itu, ketua Penafilmografi Fajri berdecak kagum atas pertunjukan kesenian anak nagari yang saat itu disaksikan ratusan warga tumpah ruah memadati gelanggang.
Fajri juga merasa gembira dan terharu atas sambutan warga terutama kepada walinagari Adesrizal beserta ketua Tim Penggerak PKK Ny. Wiwi Panti beseerta keluarga besar walinagari yang telah memfasilitasi penginapan dan jamuan makan.
Dilaporkan : Irma Sriyunanda
0 comments:
Post a Comment