Pemerintah-Pengusaha Solok Diminta Bekerjasama Atasi Kemiskinan
Arosuka, Sumbar, (ANTARA) - Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lintang Fortuna Kabupaten Solok, Sumatra Barat Yuslir meminta pemerintah, pengusaha, dan masyarakat setempat bekerjasama untuk mengatasi persoalan kemiskinan di daerah itu.
"Kita yakin jika pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sama-sama berfikir untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, maka target penurunan angka kemiskinan itu akan lebih cepat terwujud," katanya di Arosuka, Selasa.
Menurut dia, kemiskinan bukan persoalan individu melainkan tanggung jawab semua pihak, sehingga untuk menurunkan angka kemiskinan harus dilakukan secara bersama.
"Tidak mungkin mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan jika hanya difikirkan oleh para individu," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 angka kemiskinan di Kabupaten Solok mencapai 12,15 persen atau 40.819 jiwa.
Saat ini jumlah penduduk di kabupaten penghasil beras ternama atau lebih populer dengan sebutan "bareh Solok" itu sebanyak 364 ribu jiwa, dan diprediksi pada tahun 2015 mendatang bertambah menjadi 400 ribu jiwa.
Sebelumnya bupati Solok Syamsu Rahim menegaskan, pihaknya menargetkan menurunkan angka kemiskinan 6 persen hingga tahun 2015 mendatang.
Syamsu Rahim menambahkan, untuk upaya menurunkan angka kemiskinan tersebut pihaknya akan melakukan berbagai program terutama yang bersifat ekonomi kerakyatan.
Di antara program itu, imbuhnya, seperti memanfaatkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sehingga masyarakat bisa menggunakan dana tersebut untuk memperbaiki perekonomiannya.
"PNPM merupakan program untuk mengentaskan kemiskinan, seperti bisa dimanfaatkan untuk modal membuka usaha, membangun berbagai infrastruktur sehingga masyarakat bisa menggenjot perekonomiannya," katanya.
Selanjutnya berupaya mendorong masyarakat memanfaatkan dana Kredit Usaha Rakyat, dengan adanya KUR masyarakat bisa lebih leluasa untuk mengembangkan usahanya terutama pengelola Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Jika usaha masyarakat bertambah maju, secara otomatis akan bisa memberikan peluang kerja bagi masyarakat lainnya," katanya. (**/lif/sun)
"Kita yakin jika pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sama-sama berfikir untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, maka target penurunan angka kemiskinan itu akan lebih cepat terwujud," katanya di Arosuka, Selasa.
Menurut dia, kemiskinan bukan persoalan individu melainkan tanggung jawab semua pihak, sehingga untuk menurunkan angka kemiskinan harus dilakukan secara bersama.
"Tidak mungkin mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan jika hanya difikirkan oleh para individu," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 angka kemiskinan di Kabupaten Solok mencapai 12,15 persen atau 40.819 jiwa.
Saat ini jumlah penduduk di kabupaten penghasil beras ternama atau lebih populer dengan sebutan "bareh Solok" itu sebanyak 364 ribu jiwa, dan diprediksi pada tahun 2015 mendatang bertambah menjadi 400 ribu jiwa.
Sebelumnya bupati Solok Syamsu Rahim menegaskan, pihaknya menargetkan menurunkan angka kemiskinan 6 persen hingga tahun 2015 mendatang.
Syamsu Rahim menambahkan, untuk upaya menurunkan angka kemiskinan tersebut pihaknya akan melakukan berbagai program terutama yang bersifat ekonomi kerakyatan.
Di antara program itu, imbuhnya, seperti memanfaatkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sehingga masyarakat bisa menggunakan dana tersebut untuk memperbaiki perekonomiannya.
"PNPM merupakan program untuk mengentaskan kemiskinan, seperti bisa dimanfaatkan untuk modal membuka usaha, membangun berbagai infrastruktur sehingga masyarakat bisa menggenjot perekonomiannya," katanya.
Selanjutnya berupaya mendorong masyarakat memanfaatkan dana Kredit Usaha Rakyat, dengan adanya KUR masyarakat bisa lebih leluasa untuk mengembangkan usahanya terutama pengelola Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Jika usaha masyarakat bertambah maju, secara otomatis akan bisa memberikan peluang kerja bagi masyarakat lainnya," katanya. (**/lif/sun)
0 comments:
Post a Comment