Gedung Labor dan Pustaka Terlantar di Pintu Angin
SOLOK – Sejumlah aset Pemkab berupa bangunan gedung seolah terlantar. Di antara bangunan yang dibangun dengan dana ratusan juta yang dilupakan itu Gedung DPRD Kabupaten Solok di Kompleks Perkantoran Arosuka, rumah Dinas Ketua DPRD yang jarang ditempati, gedung RSBI Koto Gaek, berikut empat unit bangunan yang diperuntukan untuk Labor dan Pustaka bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di kawasan jalan Lingkar Pintu Angin, Kayu Aro.
Pengamatan Singgalang Rabu, (20/3), bangunan yang berada di sisi kantor Samsat di Pintu Angin tersebut ditumbuhi semak belukar.
Proyek labor dan pustaka yang diproyeksikan sebagai prasarana pendidikan, khabarnya dibangun sejak 2006. Gedung tersebut dibangun satu paket dengan bangunan serupa di Alahan Panjang. Dana yang dialokasikan untuk dua bangunan tersebut, mencapai Rp1,75 miliar, berikut bangunan pustaka terpadu dengan dana sekitar Rp 300 juta.
Saat ini kondisi bangunan tersebut sangat memprihatinkan. Selain temboknya sudah rapuh dan ditumbuhi semak belukar yang tingginya melebihi tinggi bangunan itu sendiri, sehingga dari pinggir jalan raya Solok-Padang, sosok bangunan itu seperti tenggelam dalam semak.
Sejurus, bila melihat bangunan tidak bertuan itu hanya dihuni sejumlah anjing liar dan bekas orang beristirahat membersihkan hasil pertanian.
Terkait hal itu, anggota Komisi A DPRD Rusli Intan Sati, menyayangkan aset yang dibangun dengan dana yang besar, tetapi tidak dimanfaatkan.
Ia berharap instansi terkait segera melakukan evaluasi program pembangunan tersebut untuk kemudian dilakukan pembenahan.
‘’Ini harus dituntaskan. Tanggung jawab siapa sebenarnya ini,’’ papar fungsionarius Partai Golkar itu.
Sementara Patris Chan, anggota Komisi A lainnya meminta, Pemkab Solok, khususnya bagian aset segera melakukan upaya penyelamatan terhadap bangunan yang ada. (503)
Pengamatan Singgalang Rabu, (20/3), bangunan yang berada di sisi kantor Samsat di Pintu Angin tersebut ditumbuhi semak belukar.
Proyek labor dan pustaka yang diproyeksikan sebagai prasarana pendidikan, khabarnya dibangun sejak 2006. Gedung tersebut dibangun satu paket dengan bangunan serupa di Alahan Panjang. Dana yang dialokasikan untuk dua bangunan tersebut, mencapai Rp1,75 miliar, berikut bangunan pustaka terpadu dengan dana sekitar Rp 300 juta.
Saat ini kondisi bangunan tersebut sangat memprihatinkan. Selain temboknya sudah rapuh dan ditumbuhi semak belukar yang tingginya melebihi tinggi bangunan itu sendiri, sehingga dari pinggir jalan raya Solok-Padang, sosok bangunan itu seperti tenggelam dalam semak.
Sejurus, bila melihat bangunan tidak bertuan itu hanya dihuni sejumlah anjing liar dan bekas orang beristirahat membersihkan hasil pertanian.
Terkait hal itu, anggota Komisi A DPRD Rusli Intan Sati, menyayangkan aset yang dibangun dengan dana yang besar, tetapi tidak dimanfaatkan.
Ia berharap instansi terkait segera melakukan evaluasi program pembangunan tersebut untuk kemudian dilakukan pembenahan.
‘’Ini harus dituntaskan. Tanggung jawab siapa sebenarnya ini,’’ papar fungsionarius Partai Golkar itu.
Sementara Patris Chan, anggota Komisi A lainnya meminta, Pemkab Solok, khususnya bagian aset segera melakukan upaya penyelamatan terhadap bangunan yang ada. (503)
0 comments:
Post a Comment